Tuesday, June 20, 2023

Nyalimu Pak!

“Saya ditakut-takuti, diancam, ada intelijen asing bergerak kalau kita ambil alih Freeport,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan Bara JP hari Minggu yang lalu.

Cerita Jokowi ini memang sepercik kisah dalam proses panjang pengambil-alihan saham Freeport dimana sebelumnya Indonesia cuma punya 9% saham saja. Jokowi maunya menjadi 51% sehingga bisa menjadi pengendali.

Bicara mengenai Freeport tidak bisa lepas dari sejarah dan politik. Dimulai tahun 1960an ketika Amerika Serikat mendukung dan mengakui bahwa Irian Barat adalah bagian dari wilayah kedaulatan RI. Titik itu merupakan pintu masuk kehadiran Freeport di Papua melalui Kontrak Karya yang ditanda-tangani oleh (alm) Presiden Suharto di tahun 1967. Tetapi bertahun-tahun Indonesia cuma punya saham yang kecil.

Setiap kali Indonesia mengajak berunding dengan Freeport, baik soal pembangunan smelter maupun soal peningkatan saham menjadi pemegang mayoritas, Freeport selalu berada di atas angin. Berbagai ancaman seperti akan membawa perkara ini ke arbitrase, PHK besar-besaran sampai penghentian produksi adalah “senjata” Freeport untuk tidak meladeni Indonesia. Terlebih lagi, CEO Freeport sebelumnya, Bob Moffett memiliki akses langsung ke Presiden. Jadi kalau ada sedikit ganjalan, Moffett langsung “mengadu” ke Presiden, dan hasilnya bertahun-tahun proses tersebut mentah.

Tapi Jokowi berbeda. Ia ngotot.

Ia tidak mau ketemu dengan CEO Freeport Richard Adkerson langsung. Ia tugaskan tiga Menterinya untuk negosiasi.

“Banyak sekali laporan ke saya bahwa kalau kita ambil alih Freeport, saya bisa jatuh sebagai Presiden,” cerita Jokowi.

“Lho kalau saya jatuh, ya jadi rakyat biasa dong.. wong sebelumnya saya juga rakyat kan?”

Proses yang panjang itu akhirnya membuahkan hasil pada tahun 2018. Indonesia bisa mengambil alih saham sebesar 42% lagi senilai USD 3,85 Milyar (setara dengan Rp. 56,1 Trilyun) sehingga total kepemilikan saham Indonesia adalah 51%.

Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, bahwa apa yang kita bayarkan untuk membeli saham Freeport sebesar USD 3,85 Milyar itu akan segera balik modal di tahun 2024.

Proses itu tidak mudah, tetapi kita harus punya nyali,” kata Jokowi.

Bener, nyalimu itu Pak!

***

Serpong, 20 Jun 2023

Titus J.

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...