Sunday, July 14, 2019

Rantang Marta


Sejak pagi Marta telah berdandan dengan cantik. Ia menuju ke dapur dan mengecek semua persediaan yang diperlukannya untuk tamunya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh ia menuju bilik tempat Maria, saudaranya tidur.

"Kau tidak bersiap menyambut Guru?" sergah Marta dengan nada jengkel. Ditariknya selimut yang masih melingkari tubuh Maria dengan rapat. Ia menuju jendela yang hanya berupa lubang tanpa tirai di tengah bilik itu, lalu menjulurkan kepalanya keluar. "Lihat, Maria, merah di Timur sana sudah mulai pecah, sebentar lagi menguning dan terang!" katanya lagi. Maria bangkit dan bergegas ke belakang.

Sehari-hari kampung di Betania itu begitu damai dan tenang, tetapi hari itu tiba-tiba berubah ramai. Ada kabar melompat dari mulut ke mulut bahwa seorang Pengajar keliling akan lewat dan mampir ke rumah Maria dan Marta.

Matahari sudah tinggi ketika Yesus, Sang Pengajar keliling itu sampai di rumah mereka. Marta melompat ke dapur dan berdenting-dentanglah suara peralatan dapurnya. Ia benar-benar penguasa di situ. Lama ia tenggelam menyiapkan hidangan terlezat demi hormatnya kepada Tamunya. Ia melakukannya dengan total. Kemudian keluarlah ia membawa rantang yang dari dalamnya mengepul asap memenuhi ruangan dengan aroma yang menggugah selera.

"Ya ampuuun..," katanya. 
Ia melihat Maria sedang duduk manis dekat kaki Yesus, mendengarkan Yesus berbicara dan tepekur memandang wajah-Nya tanpa berkedip. Tak sedikitpun Maria melirik rantang yang sedang dibawanya dengan uap panas mengepul, tak pula ia membantunya meletakkan rantang itu di atas meja.

"Guru, tidakkah Engkau melihat saudaraku cuek membiarkan aku pontang-panting menyiapkan ini? Suruhlah ia membantuku dong.. Semua ini untuk-Mu!" Marta nyerocos kesal.

Yesus tersenyum. "Marta, Marta, Aku kemari untuk ngobrol denganmu. Tapi sejak Aku datang kau malah sibuk sendiri, untuk sesuatu yang sementara. Maria telah memilih yang terbaik, yang paling berharga, yang tak akan hilang," kata Yesus.

Tak ada saat yang lebih berharga daripada menghabiskan waktu bersama yang terkasih.
Marta tertegun memegang rantangnya. Aroma harum yang keluar dari rantang itu seperti lenyap seketika.

***
Serpong, 12 Jul 2019
Titus J.

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...