Monday, August 12, 2019

Annelies


(Catatan Film Bumi Manusia - part4/terakhir)

Tiba-tiba pemuda pribumi itu menciumnya. Lancang benar.

Annelies, gadis yang baru merekah itu, tergeragap dengan wajah memerah. Harusnya ia ingin menampar pemuda kurang ajar itu, atau setidaknya berteriak agar pegawai-pegawainya yang sedang bekerja di hamparan ladang disana berlompatan keluar. Tapi entah apa yang menahannya untuk marah saat itu.

Ia cuma menatap sekilas kepada Minke, pemuda yang menjadi tamunya hari itu. "Kauuu..?" tegurnya dengan bibir gemetar. Lalu ia menunduk dan bergegas berjalan menuju arah pulang. Sepanjang jalan ia tak bicara. "Kau marah, Ann?" tanya Minke gugup. Annelies menjawab dengan mempercepat langkah dan mempererat katup bibirnya.

Tetapi, jejak ciuman itu terus membuntutinya.

Apakah kecerdasan Minke sebagai seorang siswa HBS, apakah ketampanannya yang natural, apakah ciuman lancang itu, entahlah, Annelies merasakan keanehan rasa yang tiba-tiba. Ada sesuatu menyelinap ke dalam ruang kosong di hatinya yang selama ini tertutup rapat, yang masuk lewat celah tipis yang hanya bisa dilewati angin yang berhembus lebih lembut daripada sutera. Hatinya menggigil ketika memasuki rumahnya yang lengang, Buitenzorg Wonokromo itu.

Sudah beberapa tahun ia tak punya teman, pun tak ada seorang tamu pun yang menyambangi rumahnya.

Tahun demi tahun yang lewat tidak memberinya kenangan apapun. Jangankan sebuah kenangan, segores tinta untuk satu cerita pun ia tak punya, kecuali peristiwa di satu hari ketika mamanya menjemputnya ke sekolah sebelum bel berdentang. Wajah mamanya merah padam, langkah kakinya panjang-panjang, dan dengan tangannya yang bergetar mamanya menariknya berjalan keluar dari kelas hingga kaki-kaki kecilnya setengah berlari menyaruk kerikil halaman sekolah.

Di depan sekolah Darsam sudah menunggu dengan bendinya. Mamanya menaikkannya ke atas bendi, kemudian dengan sekali keprak Darsam membuat kudanya berlari.

Bertahun Annelies tak punya cerita, hingga kehadiran Minke memberinya cerita tersendiri, yang mengubah sejarah hidupnya.

Tunggu 15 Agustus 2019 di bioskop.

***
Serpong, 12 Ags 2019
Titus J.

No comments:

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...