Monday, April 15, 2019

Hilang Dalam Rumah


Pra-Paskah 2019 - hari#35
(The Prodigal Son - part2)

Anak bungsu itu seakan tak ingin melepaskan pelukan ayahnya. Saat itulah ia baru menyadari arti cinta yang sejati. Ia menyesali kebodohannya yang tak pernah mengerti bahwa ada bertimbun-timbun cinta dari ayahnya yang tak pernah habis.

"Ambilkan baju baru untuknya," perintah ayahnya kepada hamba-hambanya yang tertegun memandangi. Maka bergegaslah mereka melayani anak bungsu itu hingga ia selesai mandi dan berurap. Ayahnya lalu menyiapkan pesta. Sesaat sebelum rebana ditabuh, ayahnya mengambil cincin termahal lalu mengenakannya pada jari manis anak bungsunya itu.

Beberapa menit kemudian kakaknya tiba-tiba datang dari ladang. Dari luar ia mendengar bunyi rebana yang ditabuh dengan rancak, diselingi suara tawa berderai dari dalam rumah. "Ada apa ini?" tanyanya kepada hambanya. "Adikmu datang, badan kurus, mata cekung, gembel...," jawab hambanya. "Dan ayahmu menyembelih lembu tambun untuk menyambutnya," kata hambanya yang lain.

Anak sulung itu kaget. Ia membanting tongkat dan seluruh perkakasnya ke teras rumah. Ia lepaskan kasutnya dengan kasar. Setelah itu ia duduk. Giginya gemeletuk, dadanya naik turun menahan amarah. Ia berharap adiknya tak pernah pulang.

Beberapa saat kemudian ayahnya keluar menemuinya. Demi melihat ayahnya, diserbunya ayahnya dengan serentetan kemarahan. "Adilkah ini, Ayah? Adilkah?" Ayahnya menatapnya dengan tenang. "Hanya demi dia yang telah kurang ajar kepada Ayah? Demi dia yang menghamburkan uang dengan pelacur? Demi gembel itu maka Ayah campakkan perasaanku?" dengan mata merah anak sulung itu menyapu wajah ayahnya.

"Anakku, bukankah seharusnya kamu gembira karena adikmu yang hilang telah pulang? Bukankah kita patut rayakan karena adikmu yang mati telah hidup kembali?" jawab ayahnya dengan sabar.

“Harusnya pesta itu untukku. Harusnya lembu tambun itu untuk menjamu sahabat-sahabatku, Ayah!” demikian anak sulung itu menghujani ayahnya dengan kalimat yang pedas. Ayahnya tetap tenang. “Tunjukkan padaku, Ayah, tunjukkan kapan aku tidak menaati perintahmu, kapan aku melanggar aturanmu, kapan aku pernah berbuat nista dengan pelacur seperti dia!” kata si sulung itu menunjuk ke arah rumah dimana rebana dan seruling saling bersahutan. “Ia harusnya tak perlu pulang dan mengotori rumah ini dengan gembelnya!”

“Anakku, kamu berdua adalah anakku,” kata ayahnya lebih sabar. “Tidak, aku tidak seperti dia!” sahut si sulung itu.

Anak bungsu yang hilang itu pulang ke rumah, sedangkan anak sulung yang diam dalam rumah itu hilang. Serusak dan segembel apapun kita, selalu ada kasih yang memulihkan, sebab Allah datang untuk mencari yang hilang, yang berdosa, bukan yang merasa suci. Itulah substansi Paskah, sebuah substansi tentang anugerah.

***
Serpong, 15 Apr 2019
Titus J.

1 comment:

Anonymous said...

Some are allowed however with restrictions which makes playing fairly boring. If would possibly be} facing such issues, BetOnline is the best option|the finest choice|the most suitable choice}, as it's exclusively made for US gamblers. The casino welcomes you with a $3000 bonus you 카지노사이트 could only use in games. However, the winnings from this bonus are free for withdrawal, however you’ll have to wait for the processing to finish.

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...