Saturday, April 6, 2019

Hanya Satu Yang Kembali


Pra-Paskah 2019 - hari#28

Desa di perbatasan Samaria dan Galilea itu begitu terpencil. Di sanalah sepuluh orang kusta itu hidup dalam kesepian dan tak punya harapan. Mereka harus tetap disana, dilarang bergaul dengan manusia, terkucil, dan digerogoti kusta yang tak berhenti memakan tubuh mereka. Sampai suatu hari ada kabar sampai di telinga mereka, bahwa Yesus akan lewat. Tetapi kapan?

Akhirnya hari yang dinantikan itu tiba. Kesepuluh orang kusta itu nekat keluar ke jalanan. Ketika Yesus dan rombongannya lewat, dari jauh mereka berseru: "Yesus! Kasihanilah kami!"

Yesus memperlambat langkah-Nya, "Perlihatkanlah dirimu kepada imam!" Hanya itu perintah-Nya, sebuah perintah yang aneh. Harusnya mereka ada tanda-tanda sembuh (tahir) dulu, baru datang kepada imam untuk diperiksa, sebab hanya imamlah yang berwenang untuk "mengesahkan" kesembuhan seorang kusta.

Mereka pun saling berpandangan, yang satu berbisik kepada sebelahnya. "Mengapa Ia tak menjamah kita terlebih dulu?" Tapi mereka taat. Mereka pergi dalam keadaan masih najis. Tak ada ruginya pergi kepada imam. Paling-paling kena damprat seandainya kusta itu masih sangat jelas terlihat. Tak masalah, mereka sudah biasa diusir orang.

Ajaib. Sementara mereka berjalan, kusta yang menjijikkan itu lenyap, kulit mereka berubah selembut kulit bayi. Mereka saling berpelukan. Ada yang menangis haru, ada yang melompat girang.

Tetapi, di sela tangis bercampur tawa itu, salah seorang berkata kepada yang sembilan, "Kita harus mengejar Yesus ke arah Yerusalem." Tetapi mereka menggeleng, "Ngapain lagi? Kita sudah sembuh." Lalu mereka lari berpencaran menuju rumah masing-masing.

Tetapi yang satu itu berbalik. Ia mengejar Yesus lalu tersungkur di kaki-Nya. Dengan tangis haru ia mengucapkan terimakasih, lalu mencium kaki-Nya sehormat-hormatnya. Yesus memandangnya kagum. "Hanya satu orang inikah yang kembali? Dimana yang sembilan lainnya?" tanya-Nya heran. "Pulanglah, imanmu telah menyelamatkanmu," kata Yesus kepadanya.

Betapa cuma sedikit, satu dari sepuluh, yang mencari dan menemukan hal terpenting dalam kehidupan.

***
Serpong, 6 Apr 2019
Titus J.

No comments:

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...