Monday, March 25, 2019

Lubang Kehampaan


Pra-Paskah 2019 - hari#17

Sebagai seorang Farisi yang sangat ketat menjalankan Taurat, Nikodemus yakin bahwa amal-ibadah yang ia kerjakan seumur hidupnya sesuai tuntutan Taurat itu bakal menjadi bekalnya dalam kehidupan nanti sesudah mati. Ia merasa layak mendapatkan hidup kekal.


Tetapi sejak munculnya Yesus, yang pengajaran-Nya begitu cepat menyebar dan menjadi buah bibir di masyarakat, ia menjadi ragu-ragu. Benarkah Taurat menjamin keselamatannya? Ia merasa ada satu bagian kosong, sesuatu seperti sebuah lubang hampa yang menganga di hatinya yang sungguh menggelisahkannya.

Tergerak oleh sosok pribadi Yesus yang sangat berbeda dengan para ahli Taurat yang ia kenal, ia mendatangi Yesus di suatu malam yang sepi. Ia belum pernah bertatap muka dengan Yesus. Dan benar, ketika Yesus menyapanya, tatapan mata-Nya dan ketegasan suara-Nya sudah cukup menyatakan bahwa sosok yang sedang berbicara dengannya itu bukanlah Pribadi biasa.

"Guru, apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hidup kekal?" tanya Nikodemus. "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah," jawab Yesus. Nikodemus terperanjat. Bagaimana seseorang dilahirkan lagi jika ia sudah tua? Haruskah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya?

"Jika engkau tidak dilahirkan dengan air dan Roh, engkau binasa, sebab yang dilahirkan oleh daging, adalah daging, tetapi yang dilahirkan dari Roh, adalah roh," kata Yesus. Nikodemus yang menjalankan Taurat seumur hidupnya merasa layak untuk memperoleh Surga, tetapi Yesus tahu tak ada seorangpun yang sempurna hingga Dia sendiri yang harus datang menggenapkannya.

Dalam keremangan pelita di malam itu, Yesus menunjukkan jalan keselamatan. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Perbincangan malam itu rupanya telah merontokkan kebanggaan Nikodemus sebagai pelaku Taurat yang tak bercacat. Ia pulang dengan hati yang berdebar, tetapi ia rasakan lubang kehampaan di hatinya tak lagi menganga. 

***
Serpong, 25 Mar 2019
Titus J.

No comments:

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...