Saturday, March 16, 2019

Ia Tak Bisa Ditiru

Bersikap natural atau apa adanya ternyata tidak gampang. Tidak semua orang bisa, karena ia muncul dengan sendirinya dari dalam, tanpa settingan.

Jokowi itu natural. Ia apa adanya, mulai dari cara bicaranya sampai cara bertindaknya. Jika kita melihatnya tanpa kebencian, kita akan rela mengakui hal itu. Seorang Jokowi bukanlah sosok yang suka berpura-pura.

Dulu pada waktu ia masih walikota Solo, dalam satu talkshow di salah satu radio swasta, host-nya berkomentar, "Pak Jokowi, wajah Bapak sangat sederhana," lalu berderai-derailah tawa keduanya. Saya juga ngakak, sebab yang dimaksud host radio soal wajah Pak Jokowi yang sederhana itu sebenarnya adalah "sederhana".

Yang lebih mengesankan dari naturalnya Jokowi itu adalah gaya hidupnya. Setelah menjabat Presiden, ia tidak lantas berubah menjadi raja yang menuntut orang membungkuk-bungkuk menghormatinya. Ia tidak minta dilayani dengan khusus, tidak minta diistimewakan. Memang ia harus mengikuti protokoler kepresidenan yang acap kali membelenggunya. Tapi ia sudah banyak memutus rantai dan memperpendek pagar.

Mungkin bagi Jokowi, Presiden cuma jabatan yang sementara, sedangkan dirinya tetaplah manusia yang tidak perlu berubah karena sebuah jabatan. Orang bisa mencolek pundaknya ketika ia mengendarai 'moge' saat konvoi di Sukabumi. Ia juga makan soto di warung, ngopi di kedai pinggir jalan, jajan gorengan di pasar tradisional, naik KRL, ngobrol dengan anak-anak muda, ngevlog.

Jokowi tidak pernah jaim. Walaupun kelihatan 'klemar-klemer', tapi kerjanya "gila". Makanya kemana-mana ia suka pakai jeans dan sneakers, untuk menunjukkan bahwa ia memang orang lapangan, orang yang turun ke bawah, tidak hanya duduk di kantor dan menunggu laporan.

Itulah sebabnya kemanapun Jokowi berkunjung, orang merubungnya, memanggilnya, menyalaminya, mengajaknya selfie. Karena naturalnya itu, para pembencinya geram. Mereka geram karena cemburu. Mereka cemburu karena tidak bisa menjadi natural. Ini yang tidak bisa ditiru.

Enak sekali menjadi natural, apa adanya, sebab berpura-pura itu capek. Wajah yang "sederhana" juga anugerah Tuhan, tidak perlu bingung operasi plastik.

***
Serpong, 14 Mar 2019
Titus J.

No comments:

Colin Powell Who Firmed About His Calling

General Colin Powell was not only a successful military soldier, but also politician, diplomat, and statesman. In the 1995s, he was a pres...