Skip to main content

Posts

Jesus Interrupted: A Challenge to Christian Faith?

This book that written by Bart D. Ehrman, Jesus, Interrupted contains critical thinking –not to mention an attack– to the Bible especially the New Testament, and more especially the Gospel that tells a story about Jesus and who Jesus actually is. “We don’t have the originals of the Bible which opens the door to the possibility that the Bible is a very human book,” Ehrman wrote. Ehrman studied the Bible from a historical-critical perspective that led him to find there were flat-out discrepancies among the books of the New Testament. He explained in detail about the differences between one author and other authors towards Jesus’ stories, for example what was written by Mark compared to what was written by Matthew or Luke. “I came to see that many of the books of the New Testament were not written by the people to whom they are attributed,” Ehrman said. And he explained an argument that it was not Matthew who wrote The Gospel of Matthew, John did not write The Gospel of John, etc. Even th...
Recent posts

Shirley

Tagar #kaburajadulu tampaknya sudah mulai sepi. Tetapi jika masih ada Gen Y (millennial) atau Gen Z yang mau kabur, jangan kabur ke luar negeri. Kabur saja ke Maluku Utara. Maluku Utara punya Gubernur hebat. Namanya Shirley Tjoanda. Bu Gubernur punya banyak cita-cita, banyak rencana, banyak program untuk membangun daerahnya, dan kamu para Gen Y dan Gen Z yang idealis dapat mencoba melamar jadi timnya. Shirley sebenarnya adalah seorang Ibu rumah tangga. Ia tak pernah menyangka apalagi kepengin jadi pemimpin daerah. Tetapi Oktober tahun lalu, suaminya, Benny Laos, meninggal dunia karena kecelakaan di tengah-tengah proses pilgub Maluku Utara. Benny maju sebagai salah satu calon. Di tengah kesedihan dan kegalauan itu Shirley bermaksud ke Jakarta ingin melupakan segalanya. Tetapi banyak yang meminta (termasuk partai pengusung) Shirley yang maju menggantikan suaminya sebagai calon. Ia sempat merenung, akankah ia menepi dan terus berduka atas kehilangan orang yang paling dicintainya, atau mas...

The Power of Discord

Nepal selama ini seolah terlupakan. Kita tidak pernah tertarik kesana, kecuali mau menjajal keangkuhan Mount Everest.  Negara ini ditindas oleh kemiskinan bertahun-tahun. Sebagai gambaran, pendapatan per kapita Nepal tahun 2024 adalah USD 1.179, sedangkan Indonesia adalah USD 4.960. Jika kita melihat Indonesia yang (miskin) keadaannya begini, lalu income rakyat Nepal seperlima dari rakyat Indonesia, dapatkah kita bayangkan betapa miskinnya mereka? Kita belum membandingkan dengan China sebesar USD 13.121, apalagi Amerika Serikat dengan USD 66.683. Sampai suatu ketika dunia menoleh kesana. POV-nya adalah: Social unrest, kerusuhan, Gen Z, dan Discord. Setelah kerusuhan besar minggu lalu, banyak yang menduga negara ini bakal terjerembab ke krisis politik yang panjang, terjadi kekosongan kekuasaan setelah PM-nya (Sharma Oli) dan setidaknya 3 menteri mundur, lalu militer mengambil alih, darurat militer, otoriterisme dan seterusnya. Tetapi tidak, kondisi Nepal cepat tenang dan kondusif. T...

Gen Z Nepal

Tidak terduga tiba-tiba Nepal chaos . Negara yang alamnya eksotik dan menjadi tujuan para penakluk Mount Everest ini ternyata menyimpan bara tersembunyi dalam jiwa rakyatnya. Jarak waktunya belum sebulan dari kejadian rusuh di Indonesia akhir Agustus yang lalu. Perlawanan rakyat terhadap penguasa memang menular dari satu negara ke negara lain. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah. Di tahun 2010 - 2011, kita mengenal “Arab Spring”, dimana protes besar-besaran terjadi bagai gelombang lautan. Maka tumbanglah President Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali. Dari Tunisia menular ke Mesir, dan tumbanglah President Hosni Mubarak, menular ke Libya menumbangkan Muammar Gaddafi, menular ke Yaman mendongkel Presiden Ali Abdullah Saleh. Akar permasalahannya selalu berulang, yaitu korupsi dan kesewenang-wenangan penguasa, krisis lapangan pekerjaan, dan kesenjangan sosial. Di Indonesia dan di Nepal, penyebabnya mirip dengan Arab Spring, tetapi ditambah trigger baru: para elit suka pamer (flexing) gaya h...

Kaki Sang Pengkhianat

Pada malam itu, ketika mereka sedang berkumpul dan makan bersama di sebuah ruangan atas, tiba-tiba suasana berubah. Momen makan bersama Yesus, bagi murid-murid-Nya sebenarnya merupakan momen yang rutin. Namun entah bagaimana, mereka merasakan malam itu sungguh berbeda. Obrolan-obrolan para murid yang biasanya ramai kemudian surut, tegang, dan mencekam. Sebuah bisikan merambat pelan di tengah ruangan itu, berhembus dengan sangat lembut melewati murid-murid hingga menyusup ke hati Yudas. “ Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. ” (Yohanes 13:2) Tak seorang pun tahu, tak seorang pun sadar, kecuali dua orang di ruangan itu, Yesus dan Yudas, yang kemudian saling menatap tanpa berkata apa-apa. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya. Pad...

Martin Luther King, Jr.: Love Conquers Evil

This biography about Martin Luther King, Jr. is worth reading because it’s not only based on research, interviews, personal letters, White House telephone recordings, etc., but also FBI classified documents that were released recently. Dr. King was the most public figure, activist and preacher who was very much being tapped by the FBI (at that time the FBI was led by J. Edgar Hoover) since he led the civil right movement to demand equal rights for the black people in America. He also got several attempts of assassination. He actually was a pastor of Ebenezer Baptist Church in Atlanta, Georgia. He had studied at Morehouse College, continued to Crozer Theological Seminary at Chester, Pennsylvania, and Ph.D of theology at Boston University. However his journey of life was different from the plan after he saw black people were at risk of murder for being colored, segregated in any social life: schools, buses, even toilets, and got injustice treatment in the society. He announced that he wa...

Affan

Affan Kurniawan hanya seorang driver ojek online (ojol). Apakah saya pernah naik ojeknya? Mungkin pernah, mungkin tidak. Saya lupa. Tetapi sepanjang pengalaman saya naik ojol dari kantor ke stasiun KRL, sebagian besar driver ojol adalah orang baik. Saya yakin Affan salah satunya. Mereka tidak hanya baik, tetapi juga pekerja keras. Suatu kali saya order ojol, yang datang adalah driver cewek (emak-emak sih, berumur sekitar 40-an). “Bisa nih, Ibu bonceng saya?” tanya saya. Ia jawab dengan tertawa, “Bisa Pak!” Lalu diboncenglah saya oleh driver cewek tersebut. Ia menyetir di jalanan yang macet, menerobos sela-sela mobil, bis, dan kendaraan lain. Saya sampai di stasiun KRL dengan selamat. Di hari yang lain saya diantar oleh seorang bapak berumur 50-an. Sepeda motornya butut, bunyinya ejreg-ejreg-ejreg . Kalau macet, mesinnya mati. Lalu saya harus turun dari motornya karena ia harus men-start mesin pakai tendangan kaki, bukan by tombol start sekali pencet. Sering juga saya dapat ojol dengan ...

Noel

Baru dua bulan? Ya, baru dua bulan setelah dilantik sebagai Wakil Menteri (Wamen) Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel), sudah menerima tiga milyar. Itu dijelaskan oleh KPK setelah heboh OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang mencokok Noel hari Rabu malam yang lalu. Cara menelusuri jejak korupsi memang dari ‘money flow’ nya. Uang panas tiga milyar itu terjadi di Desember 2024. Kamu kok berani sih, Noel? Baru dua bulan jadi Wamen. Atau kamu sedang balas dendam kepada kemiskinanmu sepuluh tahun yang lalu? Dulu kamu hidup sederhana sebagai driver ojek online (ojol), bahkan surat nikahmu kamu pakai sebagai jaminan untuk diterima sebagai driver ojol. Lalu kamu berjuang menghidupi keluarga, narik ojol dari pagi sampai malam. Aku paham hujan dan panas terik yang dialami oleh driver ojol, menembus macetnya jalan, menghirup asap knalpot, demi agar pulangmu membawa uang untuk keluarga. Aku paham itu karena aku juga selalu naik ojol dari kantorku ke stasiun kereta (KRL). Aku dengar cerita...

Bertrand Russell Critical Analysis on Western Philosophy

“Philosophy is something intermediate between theology and science,” said Bertrand Russell. Theology and science occupy their own territory. All definite knowledge belongs to science, all dogma as to what surpasses definite knowledge belongs to theology. Between theology and science there is No Man’s Land, exposed to attack from both sides. For that the philosophy is present. The No Man’s Land is philosophy. Then he added, “Philosophical conceptions are a product of two factors: one, inherited religious and ethical conceptions; the other, the sort of investigation which may be called ‘scientific’.” Bertrand Russell who was born in 1872, he himself was a British philosopher as well as mathematician, logician, historian, writer, and social critic. In this book, which was firstly published in 1945, Russell divided the philosophy chronologically into three parts: Ancient Philosophy, Catholic Philosophy and Modern Philosophy. This book is a widely read and influential philosophical history ...