Skip to main content

Affan

Affan Kurniawan hanya seorang driver ojek online (ojol).

Apakah saya pernah naik ojeknya? Mungkin pernah, mungkin tidak. Saya lupa. Tetapi sepanjang pengalaman saya naik ojol dari kantor ke stasiun KRL, sebagian besar driver ojol adalah orang baik. Saya yakin Affan salah satunya. Mereka tidak hanya baik, tetapi juga pekerja keras.

Suatu kali saya order ojol, yang datang adalah driver cewek (emak-emak sih, berumur sekitar 40-an). “Bisa nih, Ibu bonceng saya?” tanya saya. Ia jawab dengan tertawa, “Bisa Pak!”

Lalu diboncenglah saya oleh driver cewek tersebut. Ia menyetir di jalanan yang macet, menerobos sela-sela mobil, bis, dan kendaraan lain. Saya sampai di stasiun KRL dengan selamat.

Di hari yang lain saya diantar oleh seorang bapak berumur 50-an. Sepeda motornya butut, bunyinya ejreg-ejreg-ejreg. Kalau macet, mesinnya mati. Lalu saya harus turun dari motornya karena ia harus men-start mesin pakai tendangan kaki, bukan by tombol start sekali pencet.

Sering juga saya dapat ojol dengan driver muda, naik motor listrik, mulus, larinya kenceng. Rupanya ia adalah seorang karyawan. Setelah pulang kantor, ia narik ojol. “Untuk nambah-nambah kebutuhan rumah,” katanya.

Begitulah perjuangan para driver ojol. Seratus duaratus ribu rupiah untuk menukar keringat sehari. Mereka harus keluar rumah mengais rejeki untuk dibawa pulang. Tidak mungkin mereka tidak narik, karena penghasilan mereka sehari sangat berarti.

Sementara di gedung DPR, para pengemis suara rakyat itu menikmati ruang AC yang sejuk lalu menerima gaji dan tunjangan ratusan juta rupiah, lalu tertawa dan berjoget. Gayanya sungguh menyinggung perasaan di tengah kesulitan hidup masyarakat.

Kamis malam yang lalu Affan tewas, dilindas mobil barracuda Brimob. Barracuda adalah mobil lapis baja. Saya tanya ChatGPT bobotnya sekitar 11 - 12 ton. Bisakah kita bayangkan tubuh Affan yang remuk? Ia masih 21 tahun, tumpuan keluarga.

“Anak saya sudah nggak ada, Paaakkk…” tangis ibunya begitu pilu di depan jasad Affan yang terbungkus kain. Mata saya basah melihat Ibu itu meratapi anaknya yang mati tragis. Tangis Ibu itu adalah tangis driver ojol, tangis rakyat kecil.

Jangan sepelekan driver ojol. Mereka memiliki solidaritas yang sangat tinggi. Pemakaman Affan menjadi lautan hijau dari driver ojol, siapapun dia, kenal atau tidak kenal dengan Affan.

Mereka sedih campur marah. Lalu bergerak.

Tidak heran jika orang-orang sederhana itu, berani mengepung markas Brimob.

Selamat jalan Affan.

***

Serpong, 29 Agustus 2025

Titus J.


Comments

Popular posts from this blog

Eisenhower, The Top Figure Army General, The Modest President

This is a portrait of Dwight D. Eisenhower, a young dreamer, charting a course from Abilene, Kansas, to West Point and beyond. Before becoming the 34th president (two terms from 1953 to 1961), Ike –as he was called–  was a five-star general in the U.S. Army during World War II and served as Supreme Commander of the Allied Expeditionary Force in Europe. This book reveals the journey of the man who worked with incredible subtlety to move events in the direction he wished them to go. In both war and peace, he gave the world confidence in American leadership. In the war period, Ike commanded the largest multinational force ever assembled to fight German troops in leading the Western powers to victory.  During his presidency, he ended a three-year war in Korea with honor and dignity. Not a single American died in combat for the next eight years. He resisted calls for preventive war against the Soviet Union and China, faced down Khruschev over Berlin, and restored stability in Leban...

Bertrand Russell Critical Analysis on Western Philosophy

“Philosophy is something intermediate between theology and science,” said Bertrand Russell. Theology and science occupy their own territory. All definite knowledge belongs to science, all dogma as to what surpasses definite knowledge belongs to theology. Between theology and science there is No Man’s Land, exposed to attack from both sides. For that the philosophy is present. The No Man’s Land is philosophy. Then he added, “Philosophical conceptions are a product of two factors: one, inherited religious and ethical conceptions; the other, the sort of investigation which may be called ‘scientific’.” Bertrand Russell who was born in 1872, he himself was a British philosopher as well as mathematician, logician, historian, writer, and social critic. In this book, which was firstly published in 1945, Russell divided the philosophy chronologically into three parts: Ancient Philosophy, Catholic Philosophy and Modern Philosophy. This book is a widely read and influential philosophical history ...

Jesus Way Tak Segampang Busway

Jesus Way yang diartikan “cara Yesus” atau “jalan Yesus” tampaknya berupa jalan sempit dan sedikit orang menyukainya/memilihnya. Ini pernah dikatakan oleh Yesus sendiri: “ Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya .” (Matius 7:14). Semua orang, atau sebagian besar orang, memilih jalan lebar tanpa hambatan agar sebisa mungkin lebih cepat sampai tujuan. Jalan sempit hanya memperlama waktu, tidak efektif, dan tidak sesuai tuntutan zaman yang serba cepat dan instan. Sebenarnya jalan sempit tidak apa-apa asalkan lancar. Ternyata tidak. Jesus way bukan seperti jalur khusus bus atau busway di Jakarta. Busway – walaupun sempit, hanya pas untuk satu bus – memberikan privilege karena dikhususkan untuk bus tanpa ada hambatan apapun. Ikut melaju di busway enak sekali, diprioritaskan, tidak ikut ngantri bermacet-macetan di jalan. Jesus way tidak seperti busway . Dulu ada kisah seorang anak muda yang kaya raya, yang sedang mencar...