Sejak pagi Marta telah berdandan dengan cantik. Ia menuju ke dapur dan mengecek semua persediaan yang diperlukannya untuk tamunya. Kemudian dengan tergopoh-gopoh ia menuju bilik tempat Maria, saudaranya tidur. "Kau tidak bersiap menyambut Guru?" sergah Marta dengan nada jengkel. Ditariknya selimut yang masih melingkari tubuh Maria dengan rapat. Ia menuju jendela yang hanya berupa lubang tanpa tirai di tengah bilik itu, lalu menjulurkan kepalanya keluar. "Lihat, Maria, merah di Timur sana sudah mulai pecah, sebentar lagi menguning dan terang!" katanya lagi. Maria bangkit dan bergegas ke belakang. Sehari-hari kampung di Betania itu begitu damai dan tenang, tetapi hari itu tiba-tiba berubah ramai. Ada kabar melompat dari mulut ke mulut bahwa seorang Pengajar keliling akan lewat dan mampir ke rumah Maria dan Marta. Matahari sudah tinggi ketika Yesus, Sang Pengajar keliling itu sampai di rumah mereka. Marta melompat ke dapur dan berdenting-dentanglah suara pera...
Life is beautiful, and also..., simple.