Skip to main content

Hilang Dalam Rumah


Pra-Paskah 2019 - hari#35
(The Prodigal Son - part2)

Anak bungsu itu seakan tak ingin melepaskan pelukan ayahnya. Saat itulah ia baru menyadari arti cinta yang sejati. Ia menyesali kebodohannya yang tak pernah mengerti bahwa ada bertimbun-timbun cinta dari ayahnya yang tak pernah habis.

"Ambilkan baju baru untuknya," perintah ayahnya kepada hamba-hambanya yang tertegun memandangi. Maka bergegaslah mereka melayani anak bungsu itu hingga ia selesai mandi dan berurap. Ayahnya lalu menyiapkan pesta. Sesaat sebelum rebana ditabuh, ayahnya mengambil cincin termahal lalu mengenakannya pada jari manis anak bungsunya itu.

Beberapa menit kemudian kakaknya tiba-tiba datang dari ladang. Dari luar ia mendengar bunyi rebana yang ditabuh dengan rancak, diselingi suara tawa berderai dari dalam rumah. "Ada apa ini?" tanyanya kepada hambanya. "Adikmu datang, badan kurus, mata cekung, gembel...," jawab hambanya. "Dan ayahmu menyembelih lembu tambun untuk menyambutnya," kata hambanya yang lain.

Anak sulung itu kaget. Ia membanting tongkat dan seluruh perkakasnya ke teras rumah. Ia lepaskan kasutnya dengan kasar. Setelah itu ia duduk. Giginya gemeletuk, dadanya naik turun menahan amarah. Ia berharap adiknya tak pernah pulang.

Beberapa saat kemudian ayahnya keluar menemuinya. Demi melihat ayahnya, diserbunya ayahnya dengan serentetan kemarahan. "Adilkah ini, Ayah? Adilkah?" Ayahnya menatapnya dengan tenang. "Hanya demi dia yang telah kurang ajar kepada Ayah? Demi dia yang menghamburkan uang dengan pelacur? Demi gembel itu maka Ayah campakkan perasaanku?" dengan mata merah anak sulung itu menyapu wajah ayahnya.

"Anakku, bukankah seharusnya kamu gembira karena adikmu yang hilang telah pulang? Bukankah kita patut rayakan karena adikmu yang mati telah hidup kembali?" jawab ayahnya dengan sabar.

“Harusnya pesta itu untukku. Harusnya lembu tambun itu untuk menjamu sahabat-sahabatku, Ayah!” demikian anak sulung itu menghujani ayahnya dengan kalimat yang pedas. Ayahnya tetap tenang. “Tunjukkan padaku, Ayah, tunjukkan kapan aku tidak menaati perintahmu, kapan aku melanggar aturanmu, kapan aku pernah berbuat nista dengan pelacur seperti dia!” kata si sulung itu menunjuk ke arah rumah dimana rebana dan seruling saling bersahutan. “Ia harusnya tak perlu pulang dan mengotori rumah ini dengan gembelnya!”

“Anakku, kamu berdua adalah anakku,” kata ayahnya lebih sabar. “Tidak, aku tidak seperti dia!” sahut si sulung itu.

Anak bungsu yang hilang itu pulang ke rumah, sedangkan anak sulung yang diam dalam rumah itu hilang. Serusak dan segembel apapun kita, selalu ada kasih yang memulihkan, sebab Allah datang untuk mencari yang hilang, yang berdosa, bukan yang merasa suci. Itulah substansi Paskah, sebuah substansi tentang anugerah.

***
Serpong, 15 Apr 2019
Titus J.

Comments

Anonymous said…
Some are allowed however with restrictions which makes playing fairly boring. If would possibly be} facing such issues, BetOnline is the best option|the finest choice|the most suitable choice}, as it's exclusively made for US gamblers. The casino welcomes you with a $3000 bonus you 카지노사이트 could only use in games. However, the winnings from this bonus are free for withdrawal, however you’ll have to wait for the processing to finish.

Popular posts from this blog

Eisenhower, The Top Figure Army General, The Modest President

This is a portrait of Dwight D. Eisenhower, a young dreamer, charting a course from Abilene, Kansas, to West Point and beyond. Before becoming the 34th president (two terms from 1953 to 1961), Ike –as he was called–  was a five-star general in the U.S. Army during World War II and served as Supreme Commander of the Allied Expeditionary Force in Europe. This book reveals the journey of the man who worked with incredible subtlety to move events in the direction he wished them to go. In both war and peace, he gave the world confidence in American leadership. In the war period, Ike commanded the largest multinational force ever assembled to fight German troops in leading the Western powers to victory.  During his presidency, he ended a three-year war in Korea with honor and dignity. Not a single American died in combat for the next eight years. He resisted calls for preventive war against the Soviet Union and China, faced down Khruschev over Berlin, and restored stability in Leban...

Bertrand Russell Critical Analysis on Western Philosophy

“Philosophy is something intermediate between theology and science,” said Bertrand Russell. Theology and science occupy their own territory. All definite knowledge belongs to science, all dogma as to what surpasses definite knowledge belongs to theology. Between theology and science there is No Man’s Land, exposed to attack from both sides. For that the philosophy is present. The No Man’s Land is philosophy. Then he added, “Philosophical conceptions are a product of two factors: one, inherited religious and ethical conceptions; the other, the sort of investigation which may be called ‘scientific’.” Bertrand Russell who was born in 1872, he himself was a British philosopher as well as mathematician, logician, historian, writer, and social critic. In this book, which was firstly published in 1945, Russell divided the philosophy chronologically into three parts: Ancient Philosophy, Catholic Philosophy and Modern Philosophy. This book is a widely read and influential philosophical history ...

Jesus Way Tak Segampang Busway

Jesus Way yang diartikan “cara Yesus” atau “jalan Yesus” tampaknya berupa jalan sempit dan sedikit orang menyukainya/memilihnya. Ini pernah dikatakan oleh Yesus sendiri: “ Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya .” (Matius 7:14). Semua orang, atau sebagian besar orang, memilih jalan lebar tanpa hambatan agar sebisa mungkin lebih cepat sampai tujuan. Jalan sempit hanya memperlama waktu, tidak efektif, dan tidak sesuai tuntutan zaman yang serba cepat dan instan. Sebenarnya jalan sempit tidak apa-apa asalkan lancar. Ternyata tidak. Jesus way bukan seperti jalur khusus bus atau busway di Jakarta. Busway – walaupun sempit, hanya pas untuk satu bus – memberikan privilege karena dikhususkan untuk bus tanpa ada hambatan apapun. Ikut melaju di busway enak sekali, diprioritaskan, tidak ikut ngantri bermacet-macetan di jalan. Jesus way tidak seperti busway . Dulu ada kisah seorang anak muda yang kaya raya, yang sedang mencar...