Emak adalah orang kampung, dan kemarin subuh sekitar jam 4 pagi ia sudah pulang ke “kampung”nya yang kekal. Sudah beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir ini ia mengatakan ingin pulang ke rumah Bapa di Surga, yang ia bayangkan sebagai kampung halamannya, yang terhampar sawah dan padi, air sungai yang gemericik, dan angin gunung yang semilir. Emak memang orang yang polos, tidak pernah sekolah, tidak bisa baca-tulis. Kalau bicara pakai Bahasa Jawa, sedikit bisa Bahasa Indonesia tapi belepotan. Tetapi heran, Tuhan sayang sekali dengan Emak. Saya merasa sayangnya Tuhan kepada Emak melebihi sayangnya Tuhan kepada saya. Saya pernah menulis cerita tentang Emak ini di blog ini dengan judul “ Emak Menelepon Tuhan ”. Emak ini bukan keluarga saya. Ia orang lain, bukan sanak, bukan famili, bukan siapa-siapa. Ia ikut mama mertua saya sejak mudanya, bahkan sebelum istri saya lahir. Masa kecil istri saya di kampungnya di Srono, Banyuwangi itu ya kebanyakan dengan Emak. Jadi istri saya ada...
Life is beautiful, and also..., simple.