Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

Yang Terlupakan

Kisah berikut bukan sebuah dongeng, walaupun plot yang tersusun mirip dengan sebuah dongeng. Dongeng yang umumnya dibacakan untuk anak-anak sebagai pengantar tidur, biasanya diawali dengan si dia yang terlunta dan menderita, tetapi diakhiri dengan si dia yang bahagia. Di akhir cerita, kalimat penutupnya harus “ And they live happily ever after .” Seorang gembala domba berteduh di bawah pohon yang rindang, di tepian sungai. Hatinya hanyut. Sejauh mata memandang ia hanya melihat rumput, semak dan ilalang, dan domba-domba yang bergerombol merumput dan mengembik. Ia tak pernah tahu hari dan tanggal, karena baginya tujuh hari dalam seminggu semuanya sama: Siang hari langit hanya menyuguhkan warna putih keabu-abuan, lalu seiring turunnya matahari, gelap menggantikannya bersama suara burung hantu. Terkadang beberapa titik bintang memang mengerjap sebentar di langit yang jauh, lalu surut, dan bulan cuma berkelebat lalu sembunyi lagi. Sekali-sekali ia melihat di kejauhan untuk memeriksa...

Kain Lampin

#RenunganNatal Apakah Natal tahun ini akan meninggalkan jejaknya begitu usai? Selepas Silent Night dikumandangkan, setelah nyala lilin dimatikan... Apakah Natal tahun ini masih mengguratkan maknanya di hati kita, sedalam cinta yang dilahirkan oleh perawan Maria? Ataukah Natal hanya lewat sebentar di depan rumah kita, singgah tidak bahkan menyapapun tidak? Apakah masih tersisa, kesyahduan Silent Night bekas tahun lalu, yang membuat hati kita rindu memeluk bayi itu, yang terbaring di palungan yang bau? Masihkah bibir kita sanggup menyerukan 'Joy to the world' - kepada dunia yang sedang murung? Natal sungguh akan berbeda tahun ini, ketika gemerlap lampu dan dekorasi pohon Natal berdiri dalam sepi, karena tak ada orang berfoto selfie. Dan dimanakah Sinterklas yang selalu menyambut anak-anak dengan pelukannya? "Sinterklas tak jadi datang!" kata anak-anak yang selalu menantikan kedatangannya, membawa sekarung mainan. "Ia tak mau pakai masker, karena ia t...

Pembisik Herodes

Story#4 Days of Advent Dalam kisah Natal yang manis dan indah itu, ada sebuah kengerian yang diakibatkan oleh sebuah praduga. Praduga sering terjadi dalam kehidupan, tetapi akan berbeda jika yang memiliki praduga itu adalah raja Herodes. Herodes salah sangka dengan kata “raja” yang didengarnya dari orang-orang Majus ketika mereka tiba di Yerusalem dan bertanya-tanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” Statement orang-orang Majus itu sangat direct , bahwa yang baru dilahirkan itu adalah seorang raja, bukan seorang yang nantinya bakal menjadi raja. Jadi bayi itu memang seorang raja, dan baru dilahirkan ke dunia ini sebagai bayi. Dalam kegelisahannya, Herodes mengumpulkan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk menyelidik. Dan para pemimpin agama itu ternyata juga salah tafsir. “Memang benar, Ia dilahirkan di Betlehem, Baginda,” kata mereka. Lalu mereka mengutip nubuat Nabi Mikha, “ Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang t...

The Magi Script

Story#3 Days of Advent Entah bagaimana awalnya, orang-orang Majus (The Magi) yang berasal dari bangsa yang berbeda dan negeri yang berbeda -diperkirakan dari Persia, Arab, dan India- itu bertemu di suatu tempat yang sama di sekitar Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, “Dimanakah Dia, Sang Raja yang baru dilahirkan itu?” Jika orang-orang Majus itu hanya orang-orang biasa, pertanyaan yang dilontarkan kepada penduduk setempat itu tidak bakal menjadi buah bibir, yang lalu menyebar dengan cepat hingga ke istana Herodes. Istana gempar. Yerusalem gempar. Orang-orang Majus itu bukan orang sembarangan. Penafsir menyebut mereka adalah raja di negeri mereka, sesuai nubuat Nabi Yesaya: “ Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. ” (Yesaya 60:3). Sebagai raja, lawatan mereka ke negeri lain pasti membawa rombongan besar pengikut, paling tidak membawa para pengawal dan orang-orang kepercayaan. Jadi bisa dibayangkan pada saat itu terjadi ke...

Ia Bukan Bapak-Nya

Story#2 Days of Advent Sudah tiga bulan sejak ia mengirimkan meja rias itu kepada Maria, Yusuf tak memperoleh kabar sama sekali dari tunangannya itu. Hari-hari itu ia sangat sibuk dengan pesanan perabotan kayu dari orang-orang di sekitar Nazaret, bahkan hingga dari desa-desa lain di Galilea. Ia tak sempat berkunjung ke rumah Maria. Sore hari setelah Yusuf menutup bengkel kayunya, ia bergegas mandi dan bersiap, lalu menuju ke rumah Maria. Sepanjang jalan hatinya gundah dan penuh tanya. Tak sabar, maka ia mempercepat langkahnya. "Maria, kau sakit? Wajahmu pucat!" tanya Yusuf kepada Maria yang menyambutnya di depan pintu. Maria mematung. Tangannya meraba perutnya. Matanya memandang Yusuf. Ketika kedua pasang mata itu bertemu, Yusuf menangkap sesuatu, sesuatu yang terpendam, sesuatu yang dalam. Yusuf menoleh ke sekeliling, tak dilihatnya seorangpun. Dibimbingnya Maria duduk, lalu ia berkata setengah berbisik, "Maria, katakan, apa yang terjadi?" Maria menggerakk...