Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

Ahok Tidak Receh Lagi

Sudah lama saya tidak menulis tentang Ahok. Sejak ia bercerai dengan Vero, setelah itu pacaran dengan Puput, saya tidak tertarik sama sekali mengikuti berita tentangnya. Ia pun seakan menghilang, walaupun terkadang masih sedikit-sedikit muncul beritanya di media. Keputusannya untuk bercerai dengan Vero lalu kawin lagi dengan Puput bagi saya adalah urusan pribadinya. Saya malas komentar, walaupun di group-group WhatsApp berseliweran komentar orang; sebagian orang pro Ahok, sebagian pro Vero, sebagian lainnya tidak komentar apa-apa. Ketika Ahok lagi ‘gandrung’ dengan Puput, rontang-runtung kesana-kemari sebagaimana anak muda cinta-cintaan seperti di sinetron, bagi saya berita soal itu cuma recehan, tak sedikitpun memberikan inspirasi untuk menulis. Apa yang mau ditulis? Wong Ahok itu cuma asyik ditulis kalau berkaitan dengan politik, terutama ketika ia masih sebagai Gubernur DKI Jakarta, ketika ia memecat staf yang malas, yang tidak melayani warga dengan baik, ketika ia ...

Dietrich Bonhoeffer: One act of obedience is worth a hundred sermons

Pemikiran Dietrich Bonhoeffer Tentang keberanian melawan kekejaman, ketaatan terhadap panggilan, dan harga murid Kristus Dietrich Bonhoeffer adalah seorang Teolog Lutheran berdarah Jerman yang lahir Wroclaw, Polandia pada 4 Februari 1906. Semasa hidupnya, ia menghabiskan waktunya untuk mendalami teologi, mengajar, dan menulis buku. Dua bukunya yang terkenal adalah “The Cost of Discipleship” dan “Life Together” yang ia tulis pada usia 30-an tahun. Pada kurun waktu menjelang pecah perang dunia ke-2 dan setelah Adolf Hitler memimpin Nazi Jerman, Bonhoeffer menyatakan penentangannya atas gerakan anti-semitism oleh Nazi. Ia mendirikan Confessing Church bersama dengan rekannya Martin Niemoller dan Karl Barth dan terus menyuarakan kritikannya kepada Nazi.  Karena kritikan-kritikannya yang tajam itu, Bonhoeffer dilarang berbicara di depan publik bahkan dilarang mengajar di kampus. Beberapa waktu lamanya ia harus mengajar dan berbicara secara sembunyi-sembunyi (underg...