Tidak tahu mengapa sore itu aku harus mampir di warung makan di sudut jalan itu. Sebelumnya aku sama sekali tak pernah kesana, walaupun setiap hari paling sedikit dua kali aku lewat di depan warung itu; di pagi hari saat aku berangkat ke kantor, dan di sore hari ketika aku memacu mobilku pulang ke rumah dengan terburu-buru karena lapar. Hari itu aku tidak sedang dalam perjalanan pulang dari kantor, sebab hari itu tanggal merah. Semua kantor sudah pasti tutup, kecuali kantor-kantor pelayanan umum yang memang harus tetap memberi pelayanan publik, dengan mengatur karyawannya bergiliran piket. Warung kepunyaan orang Wonogiri itu ramai dengan pengunjung. Tampaknya hari libur tak berpengaruh bagi pelanggannya. Setelah memarkir mobil, aku duduk di dekat jendela yang terbuka menghadap jalan. Jendela warung yang cukup lebar itu memang selalu terbuka, membuat angin semilir masuk dengan leluasa. Aku merasakan desirnya mengelus kulit tanganku dan leherku. Aku memesan segelas teh ma...
Life is beautiful, and also..., simple.