Tuhan, berilah aku hati yang bijaksana untuk menggunakan uang yang Kau berikan kepadaku hari ini melalui seorang pengusaha yang aku bantu memenangkan sebuah proyek. Sebenarnya aku agak gugup waktu menerima segepok uang yang dibungkus kertas koran dan ditaruh di pangkuanku oleh pengusaha itu, tapi bau lembaran-lembaran uang yang masih baru dan licin itu sangat menggodaku hingga tak sanggup aku menolaknya. Lagipula aku tidak meminta, bukan? Pengusaha itu yang ikhlas memberi, katanya tidak baik menolak rejeki. Ia tampak begitu ramah dan senyumnya tulus ketika menyodorkan bungkusan itu. Apakah itu suap, Tuhan? sedangkan pengusaha itu hanya ingin mengungkapkan terimakasih? Ah, Tuhan, aku kira hanya orang-orang yang sok suci sajalah yang menyebut hal itu sebagai suap. Tuhan, dengan segepok uang yang sudah kuletakkan di dalam brankas, ijinkanlah aku menjelaskan rencanaku kepada-Mu, dan kumohon Engkau berkenan mendengarkan doaku dengan sabar. Jika besok matahari terbit ...
Life is beautiful, and also..., simple.