Suatu siang, di sebuah warung soto Madura di pinggir jalan, saya dan sahabat saya makan dengan lahap sembari asyik mengobrol. Warung soto Madura mempunyai kekhasan dengan menyediakan nasi putih yang dibungkus kecil-kecil dengan daun pisang. Bungkusan-bungkusan nasi tersebut ditaruh di atas meja sehingga pelanggan bisa bebas mengambil, asalkan jangan lupa mengaku berapa bungkus yang kita habiskan waktu membayar. Biasanya sahabat saya mengukur kadar kenyangnya dari jumlah berapa bungkus nasi yang saya habiskan. Kalau saya habis tiga bungkus, dia empat. Kalau saya habis empat, dia lima. Itulah cara uniknya untuk berhenti makan, karena memang porsi makannya lebih banyak dari saya. Moment makan siang bersama sahabat di sebuah warung sambil mengobrol merupakan moment yang sangat kami nikmati. Sambil membuka bungkus nasi yang ketiga, sahabat saya bercerita mengenai bosnya. Hampir setiap siang sahabat saya dipanggil oleh bosnya hanya untuk disuruh makan siang di rumahnya. Rumah ...
Life is beautiful, and also..., simple.