Pantaslah jika saya mengagumi pelayan restoran, profesi yang begitu mempesona bagi saya. Apa yang dikerjakannya semata-mata adalah melayani. Mulai dari menyambut tamu/pelanggan, menawarkan menu, menjelaskan setiap menu dan content -nya, mencatat pesanan, menyerahkan catatan pesanannya ke belakang (kitchen) kemudian menyajikan pesanan yang sudah siap kepada kita. Tidak pernah tidak bahwa semua dilakukannya dengan ramah dan tersenyum. Jika makanan yang kita pesan cocok dengan selera kita, dan hati kita gembira dibuatnya, maka kita sering lupa untuk mengucapkan terimakasih. Tapi jika sebaliknya yang terjadi, tak ayal pelayan tersebut menjadi sasaran kekesalan kita. Padahal, urusan enak atau tidak enak sebuah masakan bukan urusan si pelayan, bukan? Tapi kita tidak pernah mau tahu. Pendeknya, seorang pelayan harus selalu ada di dekat kita, untuk disuruh, dan tentunya, untuk dimarahi. Di kantor saya ada seorang yang bekerja sebagai pelayan, bahasa kerennya Office Boy (OB). Saya tidak tahu n...
Life is beautiful, and also..., simple.